Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tekad Saidah Ulfah Mengantarkannya Menjadi Perwakilan Pertukaran Pemuda Indonesia-Australia

Tahun 2019, akhirnya saya bisa merantau ke Banjarmasin untuk kuliah di UIN Antasari Banjarmasin. Saat itu, saya mulai mencari kerja setelah melakukan pendaftaran ulang kampus, karena waktu sebelum masuk semester 1 lumayan lama yaitu sekitar 6 bulan untuk sampai akhirnya kita ada jadwal orientasi perkuliahan. 

Saya mulai melamar di beberapa tempat yang bisa menerima lulusan SMA dengan skill seadanya dan dengan berbekal pengalaman organisasi di SMA seperti Pramuka, PASKIBRA, Drum band dan Tilawah. Serta beberapa prestasi akademik yang saya sertakan di CV saya seperti Olimpiade Biologi dan lomba lainnya. Saya diterima di tempat laundry yang cukup terkenal dan banyak cabangnya di Banjarmasin. Saya tahu pekerjaan ini tidak diinginkan dan malu dilakukan oleh beberapa orang,  namun saya tetap mau mencoba. Setelah beberapa hari bekerja, ternyata tidak sesuai kesepatakan, saya memutuskan berhenti karena tidak ada toleransi istirahat untuk sholat. Dari hal inilah, saya sadar bahwa ijazah dan pengalaman SMA saya tidaklah cukup untuk mendapatkan kestabilitasan hidup dan karir sesuai standar saya. 

Di tahun yang sama, saya melihat ada kesempatan untuk mengikuti Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) Kalimantan Selatan. Saya melihat peluang dari alumni-alumninya di seluruh provinsi Indonesia dan juga alumni negara tetangga yang bekerjasama untuk program ini begitu cemerlang. Namun, pada saat itu saya merasa “Kayanya aku ga bisa lolos, aku sama sekali gak memenuhi persyaratannya terkecuali persyaratan memiliki KTP. Lagipula aku ngomong Bahasa Inggris aja gak lancar”, pikirku.

Dari tahun itu juga, aku mulai mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan persyaratan itu. Mulai dari lancar berbahasa Inggris, mempunyai pengetahuan budaya, diplomasi, kepemimpinan, kegiatan sosial, pengabdian masyarakat, hingga karena motivasiku menjadi versi terbaikku jugalah yang membawaku mendapatkan banyak penghargaan hingga menjadi salah satu wisudawan terbaik.

4 tahun kemudian (2023), aku sudah siap. Bahkan bisa ku bilang aku sangat siap. Dengan seleksi selama 3 hari penuh, akhirnya aku menjadi Delegasi Utama Kalimantan Selatan untuk program Pertukaran Pemuda Antar Negara Indonesia-Australia atau yang kerap disebut AIYEP (Australia-Indonesia Youth Exchange Program).

Menurutku, mustahil kalau kita menginginkan sesuatu kalau tidak mengusahakan kepantasan diri kita terhadap hal yang kita inginkan. Sebelum kita berpikir apakah kita bisa memenangkan program ini?

Tolong tanyakan 3 pertanyaan ini kepada diri kita terlebih dahulu:

1. Apakah kita pantas berada di lingkungan itu?

2. Apakah kita akan fleksibel beradaptasi dan memperluas zona nyaman itu?

3. Apakah kita sanggup untuk menerima kemenangan dan menerima kekalahan itu dengan resiliensi kita?

Jika jawaban tidak bisa melengkapi ketiga pertanyaan itu. Maka kamu sendiripun harusnya sudah tahu jawabannya.

Program AIYEP ini bukan program jalan-jalan, program pemenuhan mimpimu untuk ke luar negeri, program ecek-ecek yang kamu perlu bayar. Kamu sepenuhnya gratis sebagai delegasi mengikuti program ini, dan bukan hanya namamu serta nama provinsimu yang ada dipundak, namun nama “Indonesia” akan melekat saat kamu terpilih dan setelah kepulanganmu ke Indonesia. Program ini adalah bentuk diplomasi antar Indonesia dan Australia sejak 1982. 

Beberapa kegiatan tersebut diantaranya: Tinggal bersama host family, Magang masing-masing, dan aku di GIWL (The Global of Women's Leadership) ANU, Courtessy Call Wisma Kedutaan Indonesia di Canberra, Courtessy Call di KJRI Sydney, Kunjungan ke Gold Creek High School, Penampilan Budaya di Festival Sekolah dan lainnya.

Pun, program ini bukan segala-galanya yang harus kamu capai juga sepertiku. Mimpimu mungkin di ranah yang beda, dan itu nyata jika kamu pantas. Buktikanlah kepada dirimu sendiri.


by: @saidhulfah  @aiyep.delegates


 

Posting Komentar untuk "Tekad Saidah Ulfah Mengantarkannya Menjadi Perwakilan Pertukaran Pemuda Indonesia-Australia"