Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ceritaku di Pengabdian Masyarakat Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam tahun 2020

Rancangan akhir tahun sebelum liburan kampus dimulai, masa masa final akhir semester ganjil, para mahasiswa banyak yang berurusan dengan dosen,  tugas susulan menghampiri, dan di sela-sela itulah Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam (HMJ PAI) merencanakan sebuah kegiatan yaitu pengabdian masyarakat. 

Aku mulai, Ahmad Ramadhani adalah ketua pelaksana  pengabdian masyarakat HMJ PAI 2020. Sekitar 40 fungsionaris HMJ PAI dari angkatan tahun 2017 s/d tahun 2019 saling bekerjasama dalam kegiatan ini. Satu bulan sebelum kegiatan Ketuplak sudah mengkoordinir  serta membagi tugas masing-masing devisi. Pamflet-pemflet kegiatan mulai di sebar, dan sesuatu yang  sangat dibutuhkan masih kurang yaitu soal dana jadi penggerakan permohonan dana guna kebutuhan di Kegiatan pengabdian masyarakat 2020 mulai di gencarkan juga. 

Tanggal 7 Januari kami berangkat menuju desa tujuan yaitu Desa Penyambaran dimana selama 5 hari rencananya kami akan mengabdi. Berangkat bersama di siang hari dan mendekati waktu asar kami sampai kemudian singgah di posko yang akan menjadi tempat beristirahat menghilangkan penat, bersenda gurau, tempat bersosialisasi membahas kelancaran visi misi selama 5 hari dan berteduh dari titik-titik hujan kerinduan.

Malam pertama kami mulai dengan duduk bersama Ketua Rt, Sekretaris Desa, Karang Taruna dan beberapa masyarakat Desa Penyambaran guna membahas kinerja yang akan kami laksanakan selama 5 hari mendatang. Dimulai dari sinilah kolaborasi antara HMJ PAI UIN Antasari Banjarmasin dengan Karang Taruna Repa Bersatu desa Penyambaran. Hingga larut malam, setelah duduk bersama elemen masyarakat dilanjutkan seluruh HMJ PAI evaluasi (kalimat yang horor ketika aku mendengarnya).

Mentari pagi menyambut dengan penuh kehangatan, memulai pagi pertamaku di desa yang penuh dengan kearifan lokal, masyarakat berlalu lalang menuju tempat kerja mencari rezeki untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, anak-anak berjalan penuh gembira menuju tempat menimba ilmu pengetahuan dan rekan-rekanku bersosial berkenalan dengan masyarakat sekitar sembari menyampaikan maksud dan tujuan kami ke desa ini. O iya, mata pencaharian masyarakat desa Penyambaran ada membudidayakan ikan di keramba dan  menurih/menyadap karet.

Sembari bersantai menunggu kegiatan dan asupan pagi kami bersenda gurau di posko dan tak lama kemudian datanglah rombongan anak-anak menuju posko ingin mendaftarkan lomba yang ingin kami adakan beberapa hari kedepan dan akhirnya kami akrab, saling tukar cerita, beberapa meminta ajari membaca puisi, fashion show, mengajak main karet tali dan balogo. Rombongan anak-anak selalu datang ketika kami sedang bersantai di posko, mereka adalah salah satu penghapus rasa lelah kami, menambah semangat kami beraktifitas kembali, di tambah antusias masyarakat yang sangat baik dalam setiap kegiatan yang kami adakan. 

Pengalaman pertamaku pengabdian masyarakat bersama HMJ PAI, tentu sangat senang sekali banyak pengalaman yang didapatkan. Mengulas mengenai kegiatan yang di adakan ada gotong royong, peraktek keramba, belajar memandikan jenazah bersama masyarakat, penyuluhan perternakan bersama mahasiswa ULM Banjarbaru, berkunjung di sekolah (dan terimakasih sudah diberikan kesempatan untuk mengajar di salah satu sekolah), pasar murah, dan perlombaan (adzan, balogo, bulutangkis, puisi, fashion show). 

Sangat berkesan semua kegiatan yang dilaksanakan hingga akhir kegiatan pengabdian masyarakat dan di malam puncak tanggal 11 Desember 2020, mungkin Tuhan tidak mengizinkan kami meninggalkan desa ini lebih cepat, meninggalkan kenangan terlalu singkat karena hujan lebat dan acara terhambat. Masyarakat dan pemimpin desa menyarankan kepada kami untuk menambah jadwal kami bermasyarakat. Keputusan ada pada rapat dan semua sepakat, menambah satu hari dan apapun yang terjadi di hari tersebut acara tetap dilaksanakan.  

Padahal pada malam puncak itu para senior datang untuk menyaksikan keramaian pengabdian masyarakat yang kami laksanakan, karena cuaca tak bersahabat apa boleh buat malam puncak ditunda. Akhirnya menjadi malam akrab bersama senioran, kami berkenalan, berbagi kisah, pesan dan kesan dalam berorganisasi. Terimakasih “KELUARGA” walaupun kalian sudah lepas masa jabatan kalian tetap mengikat hubungan dan menemani kami berjuang.

Hari terakhir tanda perpisahan datang, meninggalkan kenangan, mendatangkan kesedihan bercampur kebahagiaan atas pengalaman yang didapatkan. Pada malam puncak, antusias masyarakat yang sungguh hebat. Ada penampilan-penampilan, pembagian hadiah dan kupon berhadiah. Sekali lagi terimakasih desa Penyambaran dan kerjasamanya Karang Taruna Repa Bersatu. Pertanyaan ku kepada salah satu anggota karang taruna tentang kegiatan kami dan begini jawabannya “Masyarakat senang, cuman kita terkendala hujan aj kemarin, secara keseluruhan sudah mantap dan semoga bisa datang lagi” jawab Zubair dalam pertanyaanku tersebut.

O iya satu catatan lagi, tragedi yang terjadi sempat membuatku merinding karena tiba-tiba terdengar kabar dari ketua pelaksana yang gugup wajah tak terkondisi mengabari bahwa Tosa yang di kendarai untuk mengabil tenda di rt sebelah mengalami kecelakaan… Semoga menjadi pelajaran untuk kami. 

Alhamdulillah, terimakasih cukup sudah ceritaku sampai di sini.


Pengkoreksi : M. A

Posting Komentar untuk "Ceritaku di Pengabdian Masyarakat Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam tahun 2020"