Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengajian Halalbihalal Desa Batu Meranti ( Masjid Nurul Huda) - Bersama KH.Abdul Haris dan Gus Robi dari Simpang Empat

Selamat Datang di Blog Ardiyan Fikrianoor, Ini adalah acara pengajian halalbihalal di Masjid Nurul Huda di desa gua tercinta. Bersama KH.Abdul Haris dan Gus Robi
“Jadikanlah Momentum Halal Bi Halal Sebagai Sarana Untuk Saling Memaafkan Memperkokoh Hubungan Silaturrahmi dan Kebersamaan”


     Desa Batu Meranti, kecamatan Sungai Loban, Kabupaten Tanah Bumbu. Halalbihalal pada 12 Syawwal tahun 1440 H / 15 Juni 2019 yang di adakan oleh Panitia pengurus masjid Nurul Huda Tanah Bumbu pada  sabtu(15) malam minggu ba’da isya’. Ketua panitia pada acara ini adalah Ustadz Rofiq. Ceramah yang di isi oleh Ayahanda KH. Abdul Haris dan anak beliau yang bernama Muhammad robihul birri al mujadid.

     Momentum yang tidak biasa ini, para jama’ah pengajian halalbihalal mengira  Mc (Rika Nur Safitri) memanggil penceramah KH.Abdul Haris (pengasuh Pondok Pesantren Asma’ul Husna Simpang Empat) sebagai penceramah tunggal ternyata yang di panggil adalah anak beliau yaitu Muhammad robihul birri al mujadid yang sering di sapa dengan Gus Robi.

   Gus Robi memulai ceramahnya dengan salam dan melantunkan Sholawat kepada Nabi Muhammad S.A.W. dilanjutkan membacakan satu hadist ”Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni”. (HR. Bukhari dan Muslim).

     Dengan suara lantang Gus Robi Menjabarkan hadis di atas yaitu “Dosa yang di ampuni oleh Allah disitu adalah dosa kita kepada Allah, sedangkan dosa kita kepada sesame akan termaafkan ketika kita saling halal menghalalkan saling ridho meridhoi sesamanya” begitu kata Gus Robi di permula’an.

     Penceramah muda ini melanjutkan ceramahnya dengan membaca sholawat, kemudian pencermah muda atau gus Robi memberikan satu cerita. Next

“Dulu ada seorang pemuda rumahnya dekat dengan masjid, pemuda ini ingin berangkat jama’ah, karena pemuda ini pemuda yang luar biasa beriman bertaqwa kepada Allah, pemuda ini tidak pernah yang namanya telat Sholat jama’ah. 

     Suatu ketika ada hujan deras datang, ketika hujan pemuda ini keluar rumah  ingin jama’ah tapi hujan deras. Kata si pemuda ini “berangkat nggak ya? Saya sholat dirumah” masuk kamar, siap siap sholat “Allahu….” Ndak ndak ndak pokok nya saya harus sholat jama’ah dimasjid, bagaimanapun caranya, nekat keluar rumah berangkat kemasjid di tengah perjalanan jatuh, sarungnya kotor, pakaiannya kotor, kopyahnya kotor. Pulang kerumah ganti baju, ganti pakaian dang anti kopyah “sholat dirumah aja dah” ketika ingin sholat dirumah “Allahu…” ndak ndak pokoknya saya harus kemasjid bagaimana pun caranya saya harus kemasjid” akhirnya pemuda ini dengan iman dan taqwa nya yang luar biasa akhirnya nekat pergi kemasjid. Di perjalanan yang kedua, di tengah perjalanan pemuda ini jatuh lagi, akhirnya kotor lagi pulang kerumah dilihat dirumah baju tinggal 1, ini kalau saya pakai saya kemasjid jatuh lagi nggk sholat ini. Akhirnya aku sholat di rumah aja “Allah….” Ndak ndak… sangking semangatnya akhirnya berangkat lagi, di tengah perjalanan di tempat ia jatuh tadi dia berhati-hati sampai mau naik ke masjid ia hampir jatuh terpeleset tapi di tolong oleh seseorang. “fulan siapa dirimu?” “nanti kamu jama’ah aja dulu” singkat cerita mencari si fulan, rencana nya mau bilang terimakasih,ketemu di pinggir masjid, didatangi “mas siapa namamu?”  di jawab“nama saya setan la’natullah ‘alaih” kata si pemuda “mana ada setan baik, nolong orang mau sholat jama’ah, nggak ada ceritanya” jawab setan “bagaimana aku tak menolong mu, kamu ingat jatuhmu yang pertama tadi? “iya aku ingat” jatuh mu yang pertama tadi itu menjadi wasilah seluruh dosa dosa mu oleh Allah SWT, kamu ingat jatuh mu yang  kedua tadi?itu menjadi wasilah Allah SWT mengangkat seluruh dosa dosa keluargamu, kalau tadi kamu jatuh lagi ini dosa orang satu kampung di ampuni, saya susah payah menggoda, kamu cuman jatuh-jatuh  dosa diampuni."

     Setelah cerita, Gus Robi langsung bertanya kepada kepada ta’mir masjid dan bertanya “disini yang jama’ah berapa ustadz?, kalau pengajian yang datang segini kalau jama’ah yang datang berapa kira-kira?... 

     Sindiran secara tidak langsung tersebut memberitahu kepada kita semua bahwasannya kita sebagai masyrakat muslim, memiliki tempat ibadah yang mulya yang harus nya menggunakan tempat ibadah tersebut dengan sebaik-baiknya, kalau sudah waktunya ya datang ke tempat ibadah tersebut.

     Tak hanya itu, Gus Robi menceritakan kejadian yang ada di daerahnya yaitu di Simpang Empat.
Makanya ada di Simpang itu Ta’mir yang marah, gimana gak marah, subuh di adzani gk datang, dzuhur di adzani gk datang, asar di adzani gk datang, magrib dan isya juga gk datang, heran ini ta’mir masjid, gimana ini kisah masyarakat gk ada yang datang ketika di adzani. Akhirnya nekat ta’mirnya jam Sembilan pagi adzan,  satu kampung datang ke masjid, gila kamu ya, jam Sembilan pagi kok adzan, sampean yang gila, sampean lo subuh, dzuhur, asar, magrib sama isya di adzani gak pernah datang, jam Sembilan pagi tak adzani kok datang, hayo…

     Perlu kita renungi bersama, pentingnya sholat berjama’ah di masjid. Selain menghidupkan masjid juga menjadikan bekal kita kelak di akherat, yang mana semua anggota badan kita, barang yang kita pakai akan menjadi bukti saat yaumulhisab.
Setelah ceramah singkat  oleh Gus Robi yang berdurasi -+ 15 menit tersebut, acara selanjutnya yaitu istirahat.

     Setelah istirahat sepermpat jam, dilanjutkan ceramah dari KH.Abdul Haris pengasuh Pondok Pesantren Asma’ul Husna yakni ayahanda dari Gus Robi.

     Di awal ceramahnya beliau memperkenalkan sosok anak muda yang cermah di awal tadi yaitu beliau adalah anak dari KH. Abdul Haris, menjelaskan tentang pendidikan anaknya belajar di Pesantren Jawa, belajar Bahasa arab dan sebagainya yang pada akhirnya menggiring masyarakat untuk berfikir betapa pentingnya Bahasa arab, betapa pentingnya mondok.

     Pengasuh Pondok Pesantren Asma’ul Husna ini menjelaskan sejarah adanya Halal bi halal yang ada di Indonesia, ternyata ini adalah tradisi yang hanya ada di Indonesia di negara lain tidak ada seperti makkah, Madinah, Malaysia, Jepang, Korea dan negara lain, hanya ada di Indonesia. 

    Dulu pak Soekarno presiden pertama Indonesia pada tahun 1948, 3 tahun setelah kemerdekaan tahun itu mengalami satu permasalahan dimana para tokoh lagi ada masalah, masyarakat pun lagi terpecah belah, akhirnya pak Soekarno pusing memikirkan rakyat Indonesia tidak bersatu, padahal dulu waktu perang lawan Belanda bersatu padu melawan Belanda. Akhirnya Pak Karno sowan ke Mbah Kyai Wahab Hasbullah, bersbincang-bincang ke Paj Kyai, 

Pak Karno        : “prinpun niki pak, dulu rakyat Indonesia bersatu padu melawan Belanda,  sekarang palah sikut sikutan, eyel-yelan, niki pripun?...” 
Mbah Wahab           : “niki pak Karno, adakan acara pertemuan!”  
Pak Karno               :“kapan?” 
Mbah Wahab :“ya nanti setelah lebaran” 
Pak Karno :“Acaranya apa?”
Mbah Wahab  :”ya pertemuan tapi jangan kaya acara biasanya ‘Silaturrahim’ (sama mbah wahab diubah supaya acaranya menarik) di undangan di ubah jadi HALAL BI HALAL."

     Inilah hasil rekayasa Mbah Wahab, akhirnya Pak Karno bikin undangan untuk pejabat, masyarakat, Tokoh agama dll. Dikumpul kan jadi satu, melakukan acara halal bi halal, sampai sekarang ini. Jadi ini adalah asli tradisi Indonesia.

     Halal bi halal ini boleh di hadiri semua agama, ini tradisi Indonesia karena Indonesia memiliki motto yaitu Berbeda-beda tetapi tetap satu juga. Kamu punya dosa nggak sama orang non muslim? Pasti punya kan, nah maka nya kita saling memaafkan di acara halal bi halal.

Nah begitulah sejarah adanya Halal Bi Halal yang menjadi tradisi Indonesia.

     Selanjutnya, KH. Abdul Haris mengajak kepada Jama’ah untuk akur, untuk akrab, untuk tidak bermasalah dengan tetangganya. Apabila kita tidak akur dengan tetangga kamu bisa resah, sengsara, bingung karena tetanggalah yang pertama tahu bahwa kita ada masalah dirumah, misal kemalingan, musibah para tetanggalah yang pertama tahu ketika kamu teriak meminta bantuan, bukan keluarga kamu yang ada di kota sebelah.

     Rosulullah pernah bersabda :”Barang siapa yang beriman kepada Allah, beriman kepada hari akhir senantiasa menyayangi tetangganya”

     Sayang kepada tetangga, Zayyeang kepada teman, itu bukti keimanan kita kepada Allah dan Rosul Nya. Pa bila kita mengatakan iman, sholat, puasa kalau tidak menyayangi tetangga itu semua percuma. Hilangkan masalah yang  telah lalu, mari jalin persatuan, satukan ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathoniyah kita. 

     Semoga bermanfa'at ringkasan pengajian pada malam Halalbihalal di atas, barokallah.








PG : M Ramadiani Jibrilian S
terimakasih sudah membaca hingga selesai, silahkan tinggalkan komentar dan ekspresikan perasaan anda

2 komentar untuk "Pengajian Halalbihalal Desa Batu Meranti ( Masjid Nurul Huda) - Bersama KH.Abdul Haris dan Gus Robi dari Simpang Empat"

  1. Saling mema'afkan dan hilangkan rasa permusuhan dalam hati. #ahdasaraku

    BalasHapus
  2. so jauhi diri dari iri dengki. selalu menilai orang dari baiknya.
    Apabila dia orang yang lebih tua, dia lebih banyak pengalaman ketimbang kita, ilmu lebih banyak, baim gak boleh sombong ya Allah.
    Apabila dia anak-anak atau kita lebih tua, diye lebih sedikit dosa nya dari pada saya karena masih anak-anak. maapin baim ya Allah...

    BalasHapus